Minggu, 02 Mei 2010

Tanda Seru untuk Lingkungan dan Lapindo

Suatu pertunjukkan teatrikal hari ini di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta dalam rangka Konsultasi Publik JATAM (Jaringan Advokasi Tambang) menarik perhatian saya. Santo Klingon, sang seniman dengan lumuran cat biru muda sekujur tubuh sambil membagi-bagikan beberapa cermin berukuran kecil kepada pengunjung yang menyaksikan pertunjukkannya berujar pelan dan penuh penekanan,"5 tahun lagi, 15 tahun,... tak masalah. Tak apa-apa"



Apa yang dimaksudkannya dalam bilangan tahun tersebut? Apa yang ditunggu dari 5 tahun, 15 tahun, bahkan 20 tahun lagi, Santo?


Saya pikir tentu penampilannnya berkaitan dengan tema konsultasi yang diselenggarakan JATAM yang memiliki konsentrasi pada pertambangan di Indonesia serta nasib masyarakat di sekitar lokasi. Mungkin juga berkaitan dengan dua buah karya seni instalasi yang dipajang sepanjang acara berlangsung yang dibuat oleh dua perupa IKJ dan UNJ.Instalasi yang satu menampakkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan Newmont dengan membuang limbah mereka ke teluk yang ada disekitarnya dan mencemari ikan-ikan yang ironisnya dikonsumsi masyarakat setempat. Instalasi yang lainnya menggambarkan lumpur Lapindo dan kongkalikong antara pemerintah dan Bakrie coorporation.






Pasti menyindir Lapindo kan, Santo?? Karena kau lumuri tubuhmu dengan cat yang seperti lumpur. Tetapi saya tak mengerti penggunaan kaca pada penampilannya. Mungkin agar kita melihat diri kita dalam cermin dan memperbaiki diri kita yang ternyata sangat banyak salah ini?

Namun, Santo terburu menjawab pertanyaan saya dalam pertunjukkan keduanya. Ia memang menyindir Lapindo. Kaca yang dilumurinya pula oleh cat dan lumpur pada instalasi yang juga menyinggung Lapindo merupakan anekdot mengenai jin lumpur yang dilihat warga beberapa tahun yang lalu saat lumpur Lapindo pelan-pelan menggerus pemukiman mereka. Sang Jin berseru lantang,"Bukan aku yang harusnya mandi dan berbersih diri, melainkan kalian semua yang harus mandi dan membersihkan diri sendiri."