Minggu, 28 September 2008

kecewa karena tuhan

apa itu menjadi manusia?
cuma segumpal daging dan tulang
bosan dengan metafisika
butuh fakta! bukan teori semu!
tuhan, ada di mana dirimu?
unpersonal atau personal?
ada atau tidak sosokmu?
aku butuh jawaban!!
hidup macam apa yang kau berkahi pada manusia yang memiliki akal dan hati?
jika diantara dua itu saja masih ada kontradiksi
jadi, hati dan akal itu berteman atau saling bermusuhan, hei tuhan?
keparat, aku masih tidak mengerti tentang apapun!
orang berbicara tentang doktrin agama masing-masing
bahwa ada neraka dan surga di atas sana
dimana, tuhan?
apa iya ada?
jangan bohongi manusia lagi, sakit hati tahu!
aku masih ingin mempercayaimu karena risalah ayah
aku melihat orang lain dan aku ingin menangis
kenpa kau menciptakan hidup begini jomplang
kaya-miskin, baik-buruk,mewah-sengsara,hartawan-pengemis
masih juga kau ciptakan perbedaab antara pria-wanita
aku menuntut penjelasanmu tentang janji surga
surga hanya untuk pria sebagai pemuas nafsu birahi mereka
namun kau jebloskan wanita ke dalam neraka karena mereka kau bilang banyak melakukan kesalahan
padahal kamilah korban birahi para pria!
kau egois, kau seperti pria saja
jadi jijik aku dengan diriku

Sabtu, 06 September 2008

RAMADHAN: Kemanusiaan yang Tidak Memanusiakan

Tidak benar juga jika dikatakan demikian mengenai ramadhan. Namun yang hendak saya kritisi disini adalah manusia yang memaknai ramadhan menurut konsep mayoritas. Mengapa dikatakan menurut konsep mayoritas? Karena menurut saya, bulan ramadhan yang datang sebulan sekali dalam kalender hijriah dipandang sebagai bulan yang penuh berkah, ampunan, maqfiroh, dan segala macam puji-pujian yang baik bagi bulan ini. Menurut kaum mayoritas muslim, di bulan ini pula segala macam perbuatan berlipat ganda konsekuensinya(pahala dan dosa). Melakukan perbuatan buruk maka akan mendapatkan dosa yang berlipat nilainya, dan begitu pun sebaliknya jika melakukan perbuatan baik, maka akan mendapat pahala yang juga tak kalah berlipat gandanya.
Sungguh ajaib interpretasi orang-orang dalam menyikapi fenomena bulan ramadhan ini, sehingga merubah pandangan orang tentang baik-buruk sehingga lupa pada esensi perbuatan yang dilakukan yaitu ketulusan. Sebagai contoh, di bulan ramadhan ini, manusia berlomba-lomba melakukan kebajikan dengan bersedekah kepada fakir miskin, anak-anak yatim, dan lain sebagainya agar diberi pahala yang berlimpah dari Tuhan-walaupun saya lebih suka mengenai pendapat tentang salah satu janji Tuhan bahwa Ia akan melipatgandakan harta mereka yang mau menderma. Disinilah yang perlu dikritisi sebenarnya oleh kita apalagi yang mengaku beriman. Mengapa hanya di bulan ramadhan saja kebaikan itu diobral besar-besaran? Mengapa hanya di bulan ramadhan saja kaum minoritas mendapat perhatian yang seharusnya mereka dapatkan pula dibulan-bulan lain? Mengapa kita baru terbuka matanya melihat penderitaan kaum minoritas di saat bulan ramadhan saja? Mengapa hanya dibulan ramadhan kita mulai Me-manusiakan manusia lainnya? Mengapa demikian?
Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kebebasan dan martabat yang sama. kita diberkahi oleh hati dan pikiran untuk memuliakan manusia lainnya. Karena kita semua adalah saudara apapun perbedaan yang ada. Seharusnya ini yang kita pegang dalam hidup. Bahwa memanusiakan manusia harus terjadi setiap saat, setiap hari dalam kehidupan kita. Mengharapkan segala bentuk hadiah dan janji-janji dari Tuhan sekalipun seharusnya dijadikan tamparan bagi diri kita bahwa sebenarnya Tuhan menegur kita secara halus. Memanusiakan manusia adalah kewajiban kita, siapapun yang mengaku manusia.
Jika saya terlalu berlebihan dalam menyikapi apa yang terjadi maka saya tidak perlu meminta maaf kepada siapapun, karena berkah kebebasan yang saya miliki. Mari kita memulai untuk memberikan sesuatu untuk yang lainnya, karena hidup itu mengenai memberikan sesuatu kepada yang lain-manusia maupun alam- agar tecipta suatu keteraturan.